Remajaperubahan.com
Pengingkaran Abu Jahal
Ditulis oleh Dhiana Awaliyah Prana Dipa
dhianaawaliyah
Abu Jahal adalah salah satu pemuka Quraisy yang mempunyai nama asli Amr bin Hisyam. Ia
merupakan salah satu pemuka Quraisy yang paling getol memusuhi nabi Muhammad saw. Amr
bin Hisyam atau Abu Jahal oleh orang-orang kafir Quraisy dipanggil dengan sebutan Abu Hakam
(orang yang penuh dengan kebijaksanaan). Namun karena kebodohannya mengingkari hidayah
yang telah diketahui dan diyakininya, nabi Muhammad saw. memanggilnya dengan Abu Jahal
(orang yang bodoh).
Amru bin Hisyam merupakan satu dari dua orang yang nabi Muhammad saw. doakan untuk
menguatkan Islam. “Allahumma ayyid al Islama bi ahadi Umaraini; Abi Jahlin amri bin Hisyam
aw Umara ibn al Khattab”. Yang artinya “Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan salah seorang dari
dua Umar; Abu Jahal Amr bin Hisyam atau Umar bin Khattab”.
Namun ternyata Allah swt. mengabulkan doa nabi Muhammad saw. dengan bersyahadatnya Umar
bin Khattab. Sedangkan Abu Jahal atau Amr bin Hisyam tetap memusuhi nabi Muhammad saw.
hingga ia mati terbunuh di perang Badar.
Kebencian Abu Jahal kepada nabi Muhammad saw. begitu masyhur, ia bersama pemuka kafir
Quraisy lainnya seperti Abu Lahab, Abu Sufyan (sebelum masuk Islam), Ummu Jamil (istri Abu
Lahab), Utbah bin Rabi’ah dan Umayyah bin Khalaf menentang dan merintangi dakwah nabi
Muhammad saw.
Dalam sebuah kisah, Abu Jahal mendapati nabi Muhammad saw. sedang sholat. Abu Jahal
kemudian menemui teman-temannya dan bertanya “Apa tidak ada di antara kalian yang memiliki
kotoran hewan yang sudah lama dan membusuk?”. Tidak lama kemudian, Uqbah bin Abi Mua’ith
datang dan membawakan kotoran hewan yang dimaksud Abu Jahal. Lalu Abu Jahal pun
melemparkan kotoran hewan tersebut ke atas kepala nabi Muhammad saw. yang sedang dalam
posisi sujud. Melihat hal tersebut Abu Jahal dan kelompoknya tertawa terbahak-bahak. Sedangkan
kaum Muslimin yang saat itu keadaannya masih lemah tidak berani melawan Abu Jahal dan
komplotannya.
Mendapati perilaku tersebut, nabi Muhammad saw. tidak membalas perbuatan Abu Jahal apple to
apple tetapi justru malah mendoakan para pelaku kejahatan tersebut “Ya Allah, kepada Engkaulah
aku menyerahkan Abu Jahal bin Hisyam, Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Walid bin
Utbah, Uqbah bin Abi Mua’ith, Umayyah bin Khalaf dan Amarah bin Walid”.
Tidak cukup sampai di situ, Abu Jahal dan komplotannya pun pernah merencanakan pembunuhan
nabi Muhammad saw. Di Darun Nadwah, para tokoh kafir Quraisy berkumpul untuk mengatur
strategi pembunuhan nabi Muhammad saw. Dalam perkumpulan tersebut, mereka menyepakati
strategi pembunuhan yang diusulkan oleh Abu Jahal. Yaitu dengan cara mengumpulkan pemuda
dari berbagai kabilah dan melengkapi mereka dengan pedang.
Pemuda-pemuda tersebut diperintahkan untuk menyerang nabi Muhammad saw. dan
membunuhnya secara bersama-sama. Kemudian darah nabi Muhammad saw. diserahkan ke
seluruh kabilah. Pengumpulan semua kabilah, dengan perwakilan dari masing-masing kabilah
dimaksudkan agar bani Hasyim (garis leluhur nabi Muhammad saw.) tidak dapat menuntut balas
kepada semua kabilah.
Namun, rencana pembunuhan itu gagal lantaran Allah swt. melalui malaikat Jibril telah terlebih
dahulu memberitahukan nabi Muhammad saw. rencana pembunuhan tersebut. Abu Jahal dan
komplotannya yang telah semalam suntuk mengepung rumah nabi Muhammad saw. tidak
mendapati sosok mulia tersebut didalamnya. Hanya Ali bin Abu Tholib, keponakan nabi
Muhammad saw., yang Abu Jahal dapati didalam rumah nabi Muhammad saw.
Meskipun kebencian Abu Jahal kepada nabi Muhammad saw. semakin menjadi-jadi, pada
hakikatnya Abu Jahal mengakui kemuliaan nabi Muhammad saw. Hal tersebut diungkapkan Abu
Jahal kepada Mughirah bin Syu’bah ketika sedang menyusuri jalan kota Mekah.
“Demi Tuhan, sebenarnya aku tahu apa yang dia (nabi Muhammad saw.) katakan memang benar.
Tapi ada satu hal yang menghalangiku dari mengimani dia (nabi Muhammad saw.). Yaitu bahwa
kami sering berlomba untuk meraih kehormatan dengan Bani Abd Manaf. Ketika mereka
memberikan makanan, kami pun memberikan makanan. Ketika mereka membuat barang
perniagaan, kami pun membuat barang perniagaan. Ketika mereka memberi kami pun memberi.
Sampai ketika bahu kami bersentuhan (dalam kedudukan yang setara) dan kami seperti kuda pacu,
mereka berkata dari kami ada seorang nabi yang mendapat wahyu dari langit. Bagaimana mungkin
kami akan mengakui itu ? Demi Tuhan, kami tidak akan pernah mau mendengar atau
mempercayainya selamanya”.
Dalam riwayat lain juga dikisahkan bahwa Amr bin Hisyah atau lebih dikenal dengan Abu Jahal
didapati mendekati rumah nabi Muhammad saw di malam hari. Ketika itu nabi Muhammad saw.
sedang membaca Al Qur’an dan Abu Jahal tahan mendengarkan apa-apa yang dibacakan nabi
Muhammad saw. sampai sebelum subuh. Ternyata hal tersebut terjadi selama tiga malam berturutturut, yang tidak hanya dilakukan oleh Abu Jahal. Namun juga oleh Abu Sufyan dan al Akhnas
bin Syuraiq. Hingga mereka saling kaget, karena tidak tidak sengaja mendapati satu sama lainya.
Dari kisah di atas, nyatalah bahwa Amr bin Hisyam atau Abu Jahal tahu bahwa nabi Muhammad
saw. adalah utusan Allah swt. Namun fanatisme kesukuan telah membutakan mata hati Abu Jahal
akan kebenaran hal tersebut. Abu Jahal menukarkan dirinya dan menggadaikan keyakinannya akan
kebenaran dengan kesombongan duniawi yang fana. Naudzubillah min dzalik…