Ditulis oleh Dhiana Awaliyah Prana Dipa (Pengajar Alif Iqra Regional Bekasi)

Umar bin Khattab r.a adalah sahabat Rasulullah saw. yang masyhur dengan kekuatan fisik dan keteguhan prinsipnya. Bertubuh tegap, hitam, tinggi, dengan tangan dan kaki yang berotot, Umar bin Khattab r.a dilahirkan pada tahun 581 M, 13 tahun setelah kelahiran Rasulullah saw. Kedua orang tua Umar bin Khattab r.a adalah Khattab bin Nufail Al Mahzumi Al Quraisyi dan Hantamah binti Hasyim yang berasal dari suku Adi, yaitu salah satu suku dalam Quraisy. Umar bin Khattab r.a dibekali oleh orangtuanya dengan pendidikan yang baik seperti dalam bidang perniagaan dan bela diri.

Kemampuannya dalam bernegosiasi, jiwa kepemimpinannya, keberaniannya, dan kecerdasannya menjadikan ia salah satu pemuka Quraisy yang masyhur bersanding side to side dengan Abu Jahal. Pada masa jahiliyah Umar bin Khattab r.a adalah salah seorang yang sangat membenci Rasulullah saw. Bahkan ia sempat ingin menanggapi tantangan Abu Jahal tentang imbalan 100 ekor unta bagi siapa yang dapat membunuh Rasulullah saw.

Umar bin Khattab r.a juga termasuk salah satu orang yang ikut menghadang hijrah pertamanya sahabat Rasulullah saw. ke Abessinia (sekarang Ethiopia). Saat itu tekanan dan permusuhan kauf kafir Quraisy terhadap umat Islam semakin keras dan kejam. Sebagian pengikut Rasulullah saw. disiksa dan dibunuh. Maka untuk melindungi mereka, Rasulullah saw. menyarankan mereka untuk hijrah ke Abbessinia. Karena saat itu penguasa Abbessinia adalah raja yang bijaksana yang tidak menzalimi satu orang pun.

Pada dasarnya kebencian Umar bin Khattab r.a kepada Islam dan Rasulullah saw, dikarenakan Rasulullah saw. dengan ajaran barunya telah membuat masyarakat Quraisy khususnya, dan masyarakat Mekah umumnya terpecah belah. Umar bin Khattab r.a yang merupakan salah sattu pemuka Quraisy tidak menginginkan keadaan seperti itu. Keinginan Umar bin Khattab r.a adalah masyarakat yang tidak terpecah belah, bersatu dan damai. Maka untuk mengembalikan keadaan seperti sediakala, Umar bin Khattab ingin menghentikan dakwah Rasulullah saw. dengan merintangi jalannya dan bersama Abu Jahal menyiksa orang-orang yang saba’ (keluar dari menyembah berhala) dan masuk Islam. Pandangan seperti itu lah yang membuat Umar bin Khattab sangat keras memusuhi dan menentang Islam.

Suatu hari Umar bin Khattab r.a yang sudah teramat kesal pergi keluar rumah dengan membawa pedanganya untuk membunuh Rasulullah saw. Sebelum mencari Rasulullah saw, ia pergi menemui Abu Jahal. Abu Jahal yang mengetahui niat Umar bin Khattab r.a, mendukung rencana tersebut dengan iming-iming imbalan 100 ekor unta bagi siapa saja yang dapat membunuh Rasulullah saw. Bebekal kekesalan ditambah target imbalan 100 ekor unta Umar bin Khattab r.a pergi mencari keberadaan Rasulullah saw.

Di tengah jalan Umar bin Khattab r.a berpapasan dengan Nu’aim bin Abdillah, yang sebelumnya sudah masuk Islam. Nu’aim bin Abdillah yang melihat Umar bin Khattab r.a berjalan dengan pedangnya bertanya “Wahai Umar, hendak kemana engkau ?”. Umar bin Khattab r.a pun menjawab “ Dimana Muhammad, aku ingin membunuhnya”.

Nu’aim bin Abdillah yang menyadari hal tersebut, berusaha menghalangi Umar bin Khattab r.a dengan mengalihkan perhatiannya. Nu’aim bin Abdillah menyarankan Umar bin Khattab r.a untuk terlebih dahulu mengurus adiknya Fatimah binti Khattab beserta suaminya Sa’id bin Zaid bin Amr yang sudah masuk Islam, sebelum mengurus Rasulullah saw.

Umar bin Khattab yang murka akan keislaman adiknya, bergegas kerumah Fatimah binti Khattab untuk membuat perhitungan dengannya. Ketika sampai di depan rumah Fatimah binti Khattab, Umar bin Khattab r.a mendengar lantunan ayat suci al Qur’an yang sedang dibacakan oleh Khubbab bin al Arat kepada Fatimah binti Khattab dan suaminya Sa’id bin Zaid bin Amr.

Singkat cerita, hati Umar bin Khattab luluh dengan surat Thaha yang sedang dibacakan Khubbab bin al Arat dan meminta Khubbab untuk mengantarkannya menemui Rasulullah saw. Sesampainya di Darul Arqam, para sahabat yang melihat kedatangan Umar bin Khattab r.a merasa was was, hingga Hamzah bin Abdul Mutolib yang saat itu sudah masuk Islam bersedia pasang badan menghadapi Umar bin Khattab r.a.

Kekhawatiran para sahabat tersebut muncul karena sikap Umar bin Khattab r.a terhadap Islam selama ini. Namun ternyata kekhawatiran tersebut berganti dengan gema takbir yang berkumandang, lantaran Islamnya sang singa padang pasir. Abdullah bin Mas’ud menjelaskan bahwa Islamnya Umar bin Khattab r.a saat itu adalah penaklukan, dan rahmat. Dimana umat Islam saat itu tidak bisa sholat di Ka’bah sampai Umar bin Khattab r.a memeluk Islam. Bahkan umat Islam yang saat itu masih menjadi minoritas juga dapat leluasa duduk melingkar dan tawaf di ka’bah karena terbantu oleh Umar bin Khattab r.a dari siapa saja yang akan berlaku kasar kepada mereka.

Selepas ikrar dua kalimat syahadatnya di Darul Arqam, Umar bin Khattab r.a bertanya tentang siapa dari orang Quraisy yang dapat menyebarkan informasi dengan cepat. Belum genap sehari dari keislamannya tanpa rasa takut Umar bin Khattab r.a bin mengucapkan dua kalimat syahadat bukti akan keislamannya dihadapan Jabir bin Muammir yang kala itu menyandang gelar “lambe turah” nya Quraisy. Tidak menunggu waktu lama informasi tersebut pun langsung menjadi tranding topic di Mekah.Jangan tanya, betapa terkejutnya kaum Quraisy dengan berita tersebut. Beberapa hari pengumuman itu disiarkan, pagi sampai sore dikeroyoknya Umar bin Khattab r.a oleh belasan Quraisy. Namun Umar bin Khattab r.a adalah singa padang pasir, kekuatan fisiknya dan kebulatan tekadnya terbukti. Tiga hari dikeroyok, tidak ada lagi yang berani maju mengeroyok Umar bin Khattab r.a di hari keempat karena keisalamannya tersebut.

Umar bin Khattab r.a adalah salah seorang digdaya Quraisy yang Rasulullah saw. doakan keislamannya untuk menguatkan dan memuliakan Islam. Umaaroni atau dua Umar, Umar bin Amru bin Hisyam atau yang lebih dikenal dengan Abu Jahal dan Umar bin Khattab. Doa tersebut nabi panjatkan tatkala melihat penderitaan dan penyiksaan keluarga Yasir (Yasir bin Amir, Sumayyah binti Khayyat dan Ammar bin Yasir). Doa tersebut dipanjatkan, lantaran pada masa sebelum Islam berkembang, baik Umar bin Khattab r.a maupun Abu Jahal merupakan sosok pemberani yang disegani serta ditakuti di kalangan kaum Quraisy.

Dengan Islamnya Umar bin Khattab r.a yang menyusul keisalaman Hamzah bin Abdul Mutalib, kaum muslimin mendapatkan benteng dan pearisai yang lebih kuat. Keadaan dan kedudukan kaum muslimin terhadap kaun kafir Quraisy tidak lagi seperti dulu. Semenjak keislaman Umar bin Khattab r.a, dakwah Islam muncul dan disiarkan secara terang terangan. Umar bin Khattab r.a berjanji akan menindak tegas siapa saja yang mencoba menghentikan dan merintangi dakwah Rasulullah saw.

Jika Umar bin Khattab r.a adalah salah satu digdaya Quraisy yang didoakan Rasulullah saw, lantas siapakah pemilik digdaya lainnya, yang dapat bersama-sama kita doakan saat ini ? Atau mari kita berlomba-lomba meng-install kedigdayaan Umar bin Khattab r.a dalam diri masing-masing.
Wallahu a’lam bis-showab.