Guru ngaji merupakan ujung tombak generasi berakhlak mulia, sebab guru secara langsung mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan murid dalam proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral tinggi. Pendidikan sebagai usaha menjadikan anak sebagai manusia yang dewasa baik jasmani maupun rohani. Sebagai ujung tombak, guru dituntut memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik dan pengajar.
Seorang guru ngaji yang berkecimpung dalam proses belajar mengajar, menginginkan agar tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan atau dirancang dapat dicapai secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, ia harus menguasai komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran dan terampil dalam melaksanakannya.
Dengan adanya semangat para guru ngaji, banyak anak-anak yang memiliki perkembangan dalam bidang agama. Mereka lebih mengenal Allah, lebih menyayangi Nabi Muhammad SAW, dan lebih ingin melakukan kebaikan-kebaikan yang dicintai oleh Allah SWT. Ketika seseorang sudah mencintai Allah dan Rasulnya, makai ia juga akan memperbaiki ibadah dan akhlaknya.
Pembinaan akhlak mulia dan karakter dalam mengaji merupakan bagian yang penting. Pendidikan akhlak juga menjadi prioritas utama seperti tertuang dalam tujuan UU Nomor 20 Tahun 2003 bahwa “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Oleh karena itu, selain penguasaan dalam bidang sains dan teknologi, pembentukan karakter pada anak menjadi lebih utama.
Menjadi guru mengaji sangatlah tidak mudah, ada beberapa tantangan yang dilalui oleh guru ngaji salah satunya adalah minat anak-anak yang perlu ditumbuhkan agar semangat belajar mengaji. Di Era saat ini, anak-anak lebih mengenal tentang tokoh super hero dibandingkan dengan sosok Baginda Nabi Muhammad SAW.
Pembangunan karakter bangsa pada intinya bertujuan agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sasaran pembangunan karakter bangsa di sekolah diorientasikan pada penanaman nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai tersebut, sebagaimana yang menjadi tema utama pendidikan karakter bangsa, yaitu: Jujur, Cerdas, Tangguh, dan Peduli.
Sehubungan dengan pembentukan karakter bangsa, sikap integritas Guru menjadi sangat penting. Guru harus menjadi teladan untuk muridnya. Dalam mengayomi murid, guru harus mampu menjalankan tugasnya dengan rasa kasih sayang, keramahan, demokratis, disiplin, dan tanggung jawab. Jika hal-hal tersebut dikembangkan dalam pembelajaran dengan dukungan prinsip joyful learning (pembelajaran menyenangkan), diyakini akan berdampak pada prestasi yang tinggi, serta melahirkan generasi bangsa yang bermartabat.