tafsiralquran.id/potret-persaudaraan-muhajirin-dan-anshar-yang-diabadikan-al-quran
Persaudaraan Muhajirin dan Ansar
Ditulis oleh Dhiana Awaliyah Prana Dipa
dhianaawaliyah
Siapakah Muhajirin ? Dan siapakah Ansar ? Dua kaum yang masyhur dengan persaudaraannya. Dan keteladanan apa yang dapat kita ambil dari persaudaraan Muhajirin dan Ansar ? Yuk, sahabat Alif, sama-sama baca kisahnya! Muhajirin secara bahasa berasal dari kata ha-ja-ra yang berarti pindah. Muhajirin secara bahasa Indonesia bermakna para imigran. Muhajirin merupakan sebutan untuk para pengikut nabi Muhammad saw. yang hijrah meninggalkan kota Mekkah menuju Yastrib yang saat ini dikenal dengan Madinah. Kaum Muhajirin hijrah atau berpindah untuk menjaga keimanan mereka dan menyelematkan diri dari penindasan kafir Qurais yang menentang dakwah Islam di kota Mekah. Sedangkan Ansar secara bahasa berasal dari kata na-sa-ra yang berarti membantu atau menolong. Kaum Ansar terdiri dari suku Khazraj dan Aus yang bermukim di Madinah. Dikatakan Ansar, karena pada masa kerasulan, mereka rida menerima dan menolong kedatangan orang-orang Muhajirin yang terpaksa meninggalkan kota Mekah.
Kaum Ansar menyambut dengan sukacita kaum Muhajirin, meskipun pada saat itu mereka belum saling mengenal. Persaudaraan dalam ikatan akidah ini menjadikan kaum Ansar berebut saudaranya yang baru datang dari Mekah untuk menginap di rumahnya. Mereka secara ikhlas dan rela berbagi harta, jiwa dan kepentingan keluarga untuk saudara seimannya. Salah seorang dari Ansar berkata kepada kaum Muhajirin “ Selamat datang dan hidup bersama kami. Sungguh, kalian akan aman dari kefakiran, karena kami akan membagi harta dan rumah kami untuk kalian”. Dalam surat at Taubah ayat 100, Allah memuji persaudaraan Muhajirin dan Ansar “Dan orang- orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin danAnsar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” (Q.S At Taubah : 100).
Muhajirin dan Ansar adalah dua kaum dengan culture yang berbeda. Muhajirin adalah penduduk Mekah dengan keahliannya berdagang, sedangkan Ansar adalah penduduk Madinah dengan kesibukan sehari-harinya bertani atau berdagang. Tapi persaudaraan dalam Islam tidak memandang disparitas suku, keahlian, ras dan lain sebagainya. Dan nabi Muhammad saw. membuktikan hal tersebut dengan persaudaraan Muhajirin dan Ansar. Di rumah salah satu sahabat yang bernama Anas bin Malik ra., nabi Muhammad saw. mempersaudarakan Muhajirin dan Ansar satu per satu untuk dapat saling membantu. Sebagai contoh, Ja’far bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan Muadz bin Jabal, Hamzah bin Abdul Muthalib dipersaudarakan dengan Zaid bin Haritsah, Abu Bakar as Shiddiq dipersaudarakan dengan Kharijah bin Zuhair, Umar bin Khattab dipersaudarakan dengan Utban bin Malik, Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Rabi’ dan sebagainya. Dalam sebuah kisah, Sa’ad bin ar Rabi’ yang dipersudarakan dengan Abdurrahman bin Auf menawarkan harta yang dimilikinya kepada Abdurrahman bin Auf. Sa’ad bin Ra’bi adalah salah satu pimpinan Ansar, yang setengah perkebunan kurma di Madinah adalah miliknya. Sedangkan Abdurrahman bin Auf hijrah dari Mekah ke Madinah tanpa membawa harta apapun. Sa’ad bin Rabi’ berkata kepada Abdurrahman bin Auf “Sesungguhnya aku adalah orang yang paling banyak hartanya di kalangan Ansar. Dan aku ingin membagi hartaku itu menjadi dua, setengah milikku dan setengahnya lagi untukmu. Aku juga punya dua istri, maka lihatlah ! Mana yang engkau ingin, aku bisa menceraikannya. Jika masa iddah nya sudah habis, maka nikahilah ia”
Namun Abdurrahman bin Auf yang kondisinya saat itu tidak memiliki apa-apa kecuali baju yang dikenakannya, tidak serta merta silau dengan penawaran tersebut. Dengan lembut dan sopan, Abdurrahman bin Auf mengatakan “Terima kasih saudaraku. Aku menghargai keputusanmu untuk membagi dua harta milikmu. Semoga Allah memberkahi harta dan keluargamu. Tapi aku tidak bisa menerimanya. Nabi Muhammad saw mengajarkanku untuk selalu hidup di atas kekuatan kakiku sendiri. Sekarang aku hanya ingin kau mengantarkanku ke pasar. Aku akan berdagang”. Kemudian diantarkanlah Abdurrahman bin Auf oleh Sa’ad bin Rabi’ ke sebuah pasar terbesar di Madinah. Sungguh, sangat indah persaudaraan yang digambarkan oleh Sa’ad bin Rabi’ dan Abdurrahman bin Auf. Sa’ad yang memiliki kelebihan harta tidak merasa berat untuk membagi apa yang dimilikinya untuk saudaranya. Sedangkan Abdurrahman bin Auf yang sedang dalam kondisi membutuhkan pun tidak serta merta menerima tawaran menggiurkan tersebut secara cuma-cuma. Abdurrahman bin Auf lebih memilih untuk berusaha dan meminta Sa’ad bin Rabi’ menunjukkan letak pasar.
Nabi Muhammad saw. bersabda : المؤمن للمؤمن كالبنيان يشدّ بعضه بعضا “Sungguh mukmin yang satu dengan mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain”. (HR Bukhari no 481) Dalam surat al Hujurat, Allah S.W.T juga berfirman : انما المؤمنون اخوة فاصلحوا بين اخويكم واتقوا هللا لعلكم ترحمون “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”. (Q.S al Hujurat : 10) Semoga persaudaraan Muhajirin dan Ansar tidak hanya menjadi sejarah, tapi juga dapat menjadi salah satu kisah dalam kehidupan kita. Selamat mengambil bagian menjadi Ansar dan Muhajirin, Sahabat Alif !